Fakta Sejarah Pulau Banda Neira

Fakta Sejarah Pulau Banda Neira

Sejarahdunia.web.id – Tentu kalian tahu Banda Neira, sebuah gugusan kepulauan nan indah dengan pasir putihnya yang menawan. Selain dikenal dengan garis pantainya yang indah, kepulauan ini pernah termasyhur namanya di kalangan Bangsa Eropa karena buah pala-nya.

Namun di balik keindahannya, kepulauan ini menyimpan cerita kelam karena selama lebih dari seabad menjadi area pertempuran para penjajah demi memperebutkan perdagangan pala. Berikut ini adalah beberapa fakta sejarah di balik keindahan Kepulauan Banda Neira yang mungkin belum kalian ketahui yang didapat dari buku Sejarah Maluku karangan Des Alwi.

1. Menjadi medan pertempuran antara serdadu Belanda, Inggris, dan Rakyat Banda selama berabad-abad
Orang-orang Portugis adalah Bangsa Eropa yang pertama kali mengetahui keberadaan kepulauan rempah-rempah ini. Namun mereka datang ke Banda Neira hanya untuk melakukan transaksi jual beli rempah. Sementara itu tujuan kedatangan orang-orang Belanda ke Banda Neira adalah untuk menguasai kepulauan itu. Keberadaan mereka di sana-pun tidak disukai oleh penduduk lokal.

Ketika Inggris datang ke Banda Neira, mereka memanfaatkan situasi itu untuk membantu penduduk lokal melawan Belanda. Inggris melatih rakyat Banda untuk berperang dan membekali mereka dengan persenjataan. Akibatnya sejak tahun 1609, terjadilah perang tiada henti yang melibatkan Rakyat Banda yang dibantu Inggris melawan tentara Belanda layaknya perang-perang yang terjadi dalam film Pirates Of The Carribean.

2. Saat Jan Pieterszoon Coen menaklukkan Banda Neira, dia melakukan pembantaian besar-besaran terhadap penduduk lokal di sana
Coen pergi dari Batavia ke Banda Neira dengan misi menaklukkan kepulauan itu. Pada tanggal 27 Februari 1627, Coen sampai di Banda Neira. Di sana dia langsung melancarkan serangan meriam ke kubu pertahanan penduduk yang berada di pinggir pantai.

Saat berhasil menduduki Pulau Banda Besar, dia memerintahkan pasukannya untuk membakar rumah-rumah penduduk. Bahkan Coen menghabisi hampir 60% populasi rakyat Banda, di mana yang dibiarkan hidup kebanyakan adalah perempuan dan anak-anak.

Tindakan Coen yang paling tragis adalah mengeksekusi mati 40 orang kaya Banda dengan cara memotong perut dan kemudian memotong tubuh mereka menjadi empat bagian. Karena takut, salah seorang yang hendak dieksekusi berkata, ”Apakah tuan-tuan tidak merasa berdosa?”

3. Banyaknya perkebunan pala di Banda Neira dan perdagangannya dimonopoli pihak Belanda
Setelah Belanda membuka ladang Pala di Banda Neira, mereka menawarkan orang-orang bermodal untuk membeli lahan-lahan produktif yang tersedia. Orang-orang itu kemudian dijuluki “perkenier” dan lahan yang dimilikinya diberi nama “perk.” Para budak dipekerjakan untuk mengurus tiap lahan yang ada di sana.

Belanda mengambil untung banyak dalam perdagangan ini. Mereka membeli pala dengan harga per kilogram 2,6 stuvier dan dijual di negeri mereka dengan harga 150 stuvier.

4. Kepulauan Banda Neira adalah daerah rawan bencana, terutama dengan keberadaan Gunung Api di tengah-tengahnya
Gunung Api berada di tengah kepulauan itu dengan puncak tertingginya mencapai 600 mdpl. Saat Belanda menduduki Banda Neira, Gunung Api beberapa kali meletus. Ketika meletus, gunung itu membakar rumah-rumah penduduk dan merusak perkebunan pala di sana. Dampaknya ratusan orang mati seketika dan beberapa orang meninggal karena bencana susulan setelah letusan seperti gizi buruk, beri-beri, dan lain sebagainya.

Bencana paling parah adalah pada tahun 1638. Saat itu 375 orang meninggal di kota Naira dan pada tahun 1639 sudah ada 771 budak yang meninggal akibat bencana itu. Banyak orang menganggap bencana ini sebagai kutukan dari kekejaman Belanda di Banda Neira.

5. Salah satu pulau di Banda Neira, Pulau Run, merupakan pulau yang ditukar pihak Inggris dengan pulau milik Belanda bernama New Amsterdam, yang sekarang menjadi Manhattan
Sebelum dikuasai Belanda, Pulau Run adalah pulau yang diberikan orang kaya Banda Neira, Datuk Putih, kepada Ratu Elizabeth I dari Inggris. Untuk mengamankan monopoli pala di Banda Neira, Belanda menukarkan pulau jajahannya bernama New Amsterdam untuk memperoleh Pulau Run. Dengan alasan keamanan di Banda Neira, Inggris mau menukarkan pulau mereka dengan New Amsterdam. Hal ini tertuang dalam naskah Perjanjian Breda pada tahun 1667.

Baca Juga : Fakta Menarik Dari Sejarah Suku Maya

6. Banda Neira sudah mengenal industri pariwisata sejak abad ke-19
Abdullah Baadilla adalah seorang pengusaha kapal motor yang membuka jalur pos Banda-Gresik. Kapalnya itu tidak hanya mengantar pos, tapi juga penumpang. Saat waktu-waktu tertentu, kapalnya disewa para turis mancanegara untuk pergi melancong ke Banda Neira.

Para turis itu kemudian menulis tentang keindagan Banda Neira dan kehidupan masyarakatnya yang damai. Bahkan pecinta alam seperti Alfred Wallace dan Henry Ogg Forbes pernah menumpang kapal Abdullah Baadilla untuk menuju Banda Neira dan menuliskan prosa yang indah tentang kepulauan itu.

7. Hatta dan Syahrir pernah diasingkan di Banda Neira dan mendirikan sekolah di sana
Saat Hatta dan Syahrir berada dalam masa pembuangan di pulau ini, mereka mendirikan sebuah sekolah sore. Para siswanya merupakan anak-anak dari keluarga yang tidak mampu menyekolahkan anak mereka ke sekolah Belanda yang ada di sana. Mereka tidak dipungut bayaran untuk mengikuti sekolah ini.

Kadang siswa dari sekolah Belanda juga mengikuti pelajaran di sekolah itu jika membutuhkan tambahan pelajaran atau ketinggalan pelajaran di sekolah Belanda. Karena saat itu Banda Neira belum memiliki sekolah menengah, maka para siswa yang lulus dari sekolah Belanda melanjutkan pendidikan di sekolah sore itu.

Demikianlah tujuh fakta sejarah Banda Neira yang mungkin kalian belum ketahui. Tentu masih banyak fakta-fakta lain yang bisa dikulik dari kepulauan rempah-rempah yang indah itu. Kesimpulannya, ternyata di balik keindahannya, Kepulauan Banda Neira memiliki cerita kelam ataupun cerita yang penting tentang penjajahan bangsa ini di masa lampau. Semoga bermanfaat.

Related posts